saya menyadari umur saya semakin bertambah, pertanyaan sekitar “Kapan menikah?” kerap masuk ke telinga saya. Wajarlah demikian karena rekan-rekan saya (seumuran) yang belum menikahpun juga mendapat pertanyaan yang sama. Tentunya mereka memiliki reaksi sendiri-sendiri, tetapi hampir sebagian besar merasa panas hati dan gerah ketika pertanyaan itu dilontarkan, baik dari orangtua, saudara maupun tetangga. Begitu juga dengan saya, dalam hati sebal dan berpikir:
Karena saya merasa tidak nyaman dengan pertanyaan demikian, sayapun berusaha tidak bertanya pada teman yang -saya tahu- belum menikah. Saya tahu rasanya ditanya seperti itu, jadi saya tidak melontarkan hal yang sama. Banyak juga, orangtua dari temen-temen saya yang menanyakan hal itu pada saya. Biasanya, jawaban saya adalah: “nanti jika mendapatkan Jodoh yang layak untuk menikah.
Teman saya punya saran yang sebenernya agak kasar “Kalau kamu ditanya kapan menikah, bertanyalah kembali…’kapan kamu mati? Nanti aku dateng deh di pesta pemakamanmu.” Ah… nampaknya jawaban demikian tidak cocok dan tidak sopan kalau dilontarkan pada orang yang lebih sepuh. Tetep jawaban saya adalah: “udah nikah kok…. tapi diem-diem…” *cengar cengir lagi*
Barangkali sudah banyak beredar joke atau lawakan soal “Kapan Nikah?”. Sebuah stasiun radio juga menanyakan pada pendengarnya, apa jawaban kamu kalo ditanya kapan nikah. Di twitter ada banyak orang membuat lawakan soal Kapan nikah. Di path banyak orang posting soal jodoh dan kapan nikah berbentuk meme atau teks. Semua orang sepertinya memiliki kecemasan yang sama soal pertanyaan kapan nikah dan memberikan reaksi dengan lawakan yang membuat kita senyam-senyum.
Tentunya semua sepakat, menikah itu tidak mudah. Jaman juga berubah, kini orangtuapun tak bisa memaksa anaknya untuk menikah. Menjalani pernikahanpun bukanlah hal sederhana (Kalau SEDERHANA, itu namanya warung makan.. begitulah salah satu lawakannya).
Beberapa kata bijak yang seringkali membuat telinga panas (minimal buat 2 telinga saya) adalah: “Semua pasti bisa dilalui, asal kamu punya niat aja…” atau “Terlalu banyak memilih-milih, lama lama hilang semua…” Kalimat bijak di jaman sekarang, bisa jadi tidak bijak jika diterapkan. Semoga yang belum menikah, setuju dengan pernyataan saya ini.
Mengingat beberapa kali saya ditanya demikian, saya jadi memiliki banyak referensi jawaban yang tentunya bisa dipakai. Jangan bertanya kepada saya soal efektivitas jawaban ini pada sikap orang yang bertanya pada Anda. Tapi minimal, jawaban-jawaban ini lebih bijak dibandingkan jawaban teman saya tadi. Inilah contoh jawaban ketika ditanya: kapan kamu nikah?
1. “Saya sudah menikah, tapi diam-diam…” Bohong, tapi dia ga akan bertanya lagi, soalnya nikahnya diam diam. Dan kita hanya diam ketika ditanya. Kan diam-diam? Ya to?
2. “Saya fokus kerja dulu, mau nabung beli BMW 10 biji. Kan enak kalau nanti istri/suaminya diajak naik BMW.” Jika perlu, tunjukkan buku tabungan Anda saat ini, tunjukkan semua investasi yang Anda lakukan, tunjukkan semua kekayaan yang Anda timbun. Pastikan Anda lebih kaya dari orang yang nanya tadi…
3. “Saya belum siap nikah, karena belum ada dananya. Kalau nanti kamu datang ke pernikahan saya, kamu mau konsumsinya sambel sama krupuk” …yang nanya pasti jadi mikir 2 kali. Soal keuangan itu biasanya sensitif.
4. “Saya belum punya jodoh…” Ini jawaban terlalu jujur, tapi tampilkan dengan muka sejelek-jeleknya. Kemungkinan akan ada 2 jawaban dari si penanya: “aku cariin mau ga?” Atau “ya itu derita lo…” Kalau kita tidak sakit hati dengan pernyataan ini, bolehlah dicoba.
5. “Saya sedang mempersiapkan… semoga akhir tahun ini…” Entah mempersiapkan apa, yang penting bilang aja sedang mempersiapkan.
6. “Saya ingin menikah, tetapi dia masih berstatus istri/suami orang lain.” Kemudian bergosiplah dengannya, percayalah…gosip itu selalu menjadi hal yang paling menyenangkan untuk orang yang suka kepo dan yang suka nanya Kapan Nikah. Lebay-kanlah cerita yang Anda karang dan Anda buat sendiri.
7. “Saya sedang berusaha keras!!!! cari sana sini!!!! saya udah deketin terus!!! udah keluar duit banyak!!!! tapi jodoh kan ada di tangan Allah Wst.”
8. “Eh si Marshanda dan si Ben mau cerai lho… udah denger ceritanya belum?” Alihkan perhatian pada gosip terbaru di TV, bisa soal perceraian maupun perselingkuhan artis. Dan sedikit terangkan bahwa perceraian dan perselingkuhan adalah musuh pernikahan yang kejam. Hal itu tidak mau terjadi pada Anda.
9. *pura-pura budheg*
Kira-kira begitulah contoh-contoh jawaban kalau ditanya soal menikah. Terserah Anda mau pilih yang mana. Kalau mau ditambahkan sendiri sih boleh aja. Yang penting jawabannya sopan, sedikit bijak dan banyak ngeles. Bhahahahak menikah itu urusan individu, jangan menjadi manusia yang suka mengurusi persoalan individu.
Sebagai penutup, saya cuma ingin mengatakan “Semua akan indah pada waktunya…”
0 Response to "Jangan Takut Menikah"
Post a Comment